Kegiatan usaha Perseroan tidak luput dari faktor risiko, yang bila dikelola dengan baik tidak hanya dapat mengurangi potensi hambatan dalam berusaha namun dapat menjadi pengungkit peningkatan usaha. Pengelolaan risiko dilaksanakan sejalan dengan implementasi GCG, dan untuk mendukung hal tersebut Perseroan telah memetakan dan mengelola risiko-risiko sebagai berikut:
- Risiko ketersediaan bahan baku padi dan beras, dengan langkah mitigasi melalui kerja sama dengan para pengumpul dan penggilingan beras. Tindakan lainnya dengan memperkuat dan menambah jaringan pengadaan bahan baku padi dan beras, dan mempertahankan hubungan baik yang telah terjalin dengan sentra-sentra produsen beras yang berkualitas. Perseroan juga memiliki sarana berupa gudang untuk menyimpan stok bahan baku padi dan beras untuk kemudian diproduksi sesuai kebutuhan. Selain itu, Perseroan berusaha untuk mengurangi ketergantungan atas ketersediaan bahan baku padi dan beras, dengan mengupayakan proses produksi yang menggunakan bahan baku padi atau gabah.
- Risiko kenaikan harga bahan baku padi dan beras, dengan langkah mitigasi menjaga posisi persediaan bahan baku padi dan beras pada posisi yang aman untuk memenuhi permintaan beras dari para pelanggan. Untuk mendukung kertersediaan beras yang aman dan selalu berupaya meningkatkan kapasitas gudang penyimpanan. Gudang penyimpanan yang digunakan oleh Perseroan telah memenuhi standar untuk penyimpanan beras yang baik sehingga kualitas beras yang disimpan dapat terjaga dengan baik. Di samping itu juga untuk mengupayakan ketersediaan bahan baku padi dan beras pada saat bahan baku padi dan beras melimpah, Perseroan berupaya menyiapkan modal kerja yang memadai yang berasal dari internal arus kas perusahaan serta pinjaman dari pihak
kreditur. - Risiko kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), dengan langkah mitigasi salah satunya melalui pembukaan gudang dan fasilitas produksi di daerah-daerah yang menjadi tujuan distribusi serta daerah yang merupakan sumber-sumber beras berkualitas. Saat ini perseroan telah membuka gudang di daerah Sidoarjo, Jawa Timur untuk mendekatkan ke jalur distribusi dan direncanakan Perseroan akan membuka gudang dan sarana produksi di beberapa daerah seperti Jawa Tengah, Makassar, dll sebagai upaya untuk medekatkan diri ke sentra pengadaan beras berkualitas. Menyebarnya fasilitas gudang dan produksi membuat Perseroan mampu melakukan efisiensi dalam distribusi kepada pelanggan. Hal positif lain adalah pengaturan jadwal dan rute distribusi kepada pelanggan dapat mengurangi beban distribusi terutama untuk beban pengiriman.
- Risiko Persaingan Usaha, dengan langkah mitigasi selalu memperkuat daya saing dengan memaksimalkan kualitas produk yang ditawarkan, meningkatkan jaringan distribusi, dan mengatur tingkat harga agar tetap bersaing di pasar. Hal tersebut akan mendorong konsumen dapat tetap mengkonsumsi produk yang ditawarkan oleh Perseroan, sehingga Perseroan dapat mempertahankan dan meningkatkan kinerja keuangannya dari tahun ke tahun.
- Risiko dilusi merek Topi Koki, dengan langkah mitigasi melalui membuat diferensiasi jenis beras yang dijual, desain kemasan dan penulisan nama Perseroan pada setiap produk yang dijual.
- Risiko pemutusan sepihak perjanjian hak guna merek Topi Koki, dengan langkah mitigasi membuat perjanjian yang mengikat dengan Sukarta selaku pemegang merek Topi Koki. Selain itu Perseroan juga berencana untuk mengembangkan beberapa merek lainnya untuk berbagai segmen untuk masing-masing jenis beras.
- Risiko penurunan daya beli konsumen, dengan langkah mitigasi tidak hanya berfokus pada penjualan beras bermerek premium, namun Perseroan juga memiliki berbagai merek yang tergolong sebagai second brand, seperti merek Rumah Limas dan BPS dengan harga yang lebih ekonomis. Dengan demikian, apabila terjadi penurunan daya beli konsumen terhadap beras bermerek premium, Perseroan telah menyediakan pilihan produk second brand yang dapat menjadi substitusi bagi konsumen.
- Risiko perubahan peraturan Pemerintah, dengan langkah mitigasi berupa antisipasi perubahan-perubahan peraturan yang mungkin terjadi, dengan menyesuaikan kebijakan internal Perseroan agar memenuhi peraturan yang berlaku, dan menyusun kebijakan yang tetap dapat meminimalisasi dampak dari kondisi eksternal yang kurang mendukung.